KETIKA AJAL MENJEMPUT

Setiap orang memiliki  resiko yang harus dihadapi. Jadi apapun kita resiko pasti ada. Orang yang baik adalah yang mampu menghadapi dan menyelesaikan resiko itu dengan tegar. Jadi pohon tinggi resikonya ditiup angin kemanapun sang angin berhembus. Jika tidak mau jadi pohon, Cuma mau jadi rumput pun ada resikonya. Memang rumput tidak ditiup angin tapi di injak kerbau. Hidup pun punya resiko, resiko hidup adalah mati. Janganlah hidup kalau takut mati. Karena setiap yang bernyawa pasti akan mati.

Mati memang tidak pernah mengenal umur, status, kaya atau miskin, pejabat atau rakyat, asalkan waktu yang ditentukan telah tiba maka matipun akan kunjung datang. Mati memang misteri, tidak ada satupun manusia yang tahu persis kapan dia akan mati. Akan tetapi, manusia akan diberi tanda-tanda akan datangnya kematian itu. Rambut mulai beruban, kulit sudah keriput, gigi sudah mulai rontok, penglihatan berkurang, bertingkah bagaikan anak kecil. Kehidupan banyak menyusahkan orang dibandingkan menyenangkan orang, jika hal itu sudah kita alami maka siap-siaplah dengan amal kebaikan.

Orang lain yang mati, tetangga telah tiada, merupakan pengalaman terpenting bagi manusia yang masih hidup, karena tanpa kita sadari lambat laun kita akan menyusul mereka. Pepatah Inggris mengatakan:”Yesterday is a history, today is a gift, tomorrow is a mistery”. Kenapa tomorrow is a mistery? Karena kita tidak tahu apakah besok masih hidup atau telah tiada. Maka, bila kematian tidak menjadi pelajaran, lantas kejadian apa lagi yang lebih besar untuk mengingatkan kita terhadap kematian. Orang yang tidak menjadikan kematian sebagai pelajaran terpenting baginya, maka yakinlah hatinya telah ditutup dengan noktah dan noda hitam yang penuh lumuran dosa.

Buatlah kenangan indah ketika hidup di dunia. Ketika ajal menjemput, maka teman dan karib-kerabat hanya bisa mengingat kenangan indah yang kita tinggalkan. Ingat, ketika kita lahir ke dunia banyak orang yang menertawakan kita, maka ketika kita meninggal buatlah mereka menangis. Mereka sedih dan terharu atas kepergian kita, karena begitu baik kenangan dan cerita hidup yang kita tinggalkan. Apa yang kita lakukan di dunia akan membekas pada orang-orang yang dekat dengan kita. Kenangan baik yang kita tinggalkan maka baik pula memori mereka tentang kita. Kenangan buruk yang kita tinggalkan maka buruk pula memori mereka tentang kita.

Apa yang telah kita persiapkan?

Kematian akan hadir baik dikala bermaksiat maupun dikala berbuat baik. Kematian hadir dengan tanpa pemberitahuan. Kesiapan apa yang telah kita lakukan untuk menghadapi kematian itu. Sudah siapkah kita bila sekarang malaikat maut hadir dihadapan kita. Sebutkan dan timbangkan banyakkah dosa yang kita kumpulkan atau pahala yang selalu hadir dalam gerak gerik kita. Amalan spesial apa yang kita lakukan, sehingga tatkala malaikat bertanya kita akan menjawab amalan tersebut. Shalatkah, puasakah, hajikah, sedeqahkah atau apa? Jangan-jangan kita belum mempersiapkan apa-apa. Kita sibuk dengan menuruti hawa nafsu dunia sehingga melupakan kehidupan akhirat.

Minimal empat pertanyaan yang akan diajukan malaikat Munkar dan Nankir kepada kita saat berada di alam kubur. Siapa Tuhanmu, siapa Nabimu, siapa Imammu, dan siapa saudara-saudaramu?. Pertanyan memang sepele, namun bagaimanapun kita menghafal jawabannya apabila tindak-tanduk kita tidak sesuai dengan hafalan itu, yakinlah kita tidak akan bisa menjawab. Saat itu yang menjawab bukanlah mulut tapi iman yang kita pupuk di dunia. Ketika hidup tidak pernah menyembah Allah swt, perintahNya diabaikan sedangkan laranganNya dikerjakan. Apakah yakin bisa menjawab siapa tuhan kita. Sunnah Nabi saw tidak pernah dilakukan, selalu membangkang dan sombong dengan diri sendiri hingga terjerumus kepada hal-hal yang dibenciNya. Apakah yakin bisa menjawab siapa nabi kita.

Begitupun dengan al-Quran, al-Quran tidak pernah dibaca apalagi diamalkan, al-Quran dipuji tapi isinya di injak-injak dengan kelakuan buruknya, sibuk dengan musik-musik hiburan sedangkan kitab sucinya dilupakan. Apakah yakin  bisa menjawab siapa imam kita. Tetangga selalu menjadi bahan ejekan, kekurangan orang selalu menjadi buah bibir, bak pepatah mengatakan:”Semut diseberang lautan kelihatan tapi gajah dipelupuk mata tidak kelihatan”. Apakah yakin bisa menjawab siapa saudara-saudara kita.

Oleh karenanya, persoalan yang paling mendasar dalam hidup ini adalah menyiapkan diri untuk menyongsong kematian (Qs. al-Muluk: 2). Jika kita menyadari seberapa jauh perjalanan yang akan kita lalui, maka kita akan menyiapkan bekal dengan secukup dan sebanyak-banyaknya. Begitu pula perjalanan ke akhirat membutuhkan waktu yang sangat panjang dan beragam ranjau, tentunya bekal yang kita siapkan pun harus maksimal. Bekal pertama dan utama adalah kebaikan dan ketaqwaan kepadaNya. Hanya dengan dua hal itu kita akan menjadi manusia terbaik dihadapanNya (Qs. al-Hujurat: 13).

Jadikan setiap nafas berdetak berbuah ibadah untuk kita. Setiap gerak kaki yang kita langkah berbuah pahala. Karena apapun yang kita lakukan di dunia ini akan di minta pertanggungjawaban di depan pengadilan Rabbul jalil. Baik kita tanam, baik pula yang kita panen. Buruk yang kita tanam, jelek pula yang kita panen. (Qs. al-Zalzalah: 7-8).Gambar

Tinggalkan komentar